Sabtu, 12 Maret 2011

MANUSIA

Memang, mentari yang terbit di pagi hari lebih elok dari tandusnya tanah bumi
Memang, benar adanya rembulan malam lebih cantik daripada tanaman kekeringan
Mentari memberi arti pada bumi,
begitupun rembulan hadirnya membawa makna

Engkau boleh terkagum-kagum pada mereka
Engkau boleh saja mengatakan mereka tiada dua
Tapi menunduklah dan tatap
dimana kakimu berpijak?

Tanah tandus menjadi penopangmu
Tanaman kering menjadi penyambung nafasmu
Boleh jadi tanpa bulan dan mentari kau akan mati,
tapi,
engkau masih bernyawa karena bumi menjagamu tetap ada

RAGU

Jariku terpaku nanar pada layar
Aku tertegun,
Akankah aku menengok
layar di baliknya
yang telah penuh dengan
berbagai emosi jiwa

Aku menunduk belajar memahami
Semua pasti ada arti meski ia sembunyi
Ku kuatkan langkah,
aku belum mencapai akhir dari jalanku.

Sejenak aku tergugu
pada tepi jurang ku bentangkan tali harapan
Pastilah penyeberangan ini tiada mudah.
Jalan kembali adalah mati.
Melompat sekali jadi
atau eksistensimu memeluk jurang ini

Akankah aku maju?
Mampukan aku mencapai sebrang jurang itu?
Aku lelah,
sayapku patah sudah,
namun aku punya harapan
Dan apinya takkan kubiarkan padam